Kelemahan otot vagina
Proses persalinan, penuaan, dan faktor genetik seringkali menyebabkan gangguan fungsi vagina. Dalam persalinan saat bayi keluar melalui jalan lahir, otot, fasia dan ligamen dapat mengalami robekan dan menjadi lemah dan longgar. Otot perineum dan dasar panggul yang turut menyokong vagina juga dapat mengalami hal yang sama. Namun ternyata lemahnya otot vagina dan panggul juga dapat dialami wanita yang belum melahirkan ! Penyebabnya bisa karena: lemahnya jaringan penyokong otot (genetik), batuk lama, dan peningkatan tekanan rongga perut seperti mengangkat berat, atau kegemukan. Diameter vagina menjadi lebih besar, kehilangan kekuatan jepitan dan kontrol pada kontraksi otot vagina. Akhirnya menyebabkan hilangnya sensasi dan kenikmatan seksual. Pada tahap ini vagina tidak berfungsi secara optimal.
Masalah ini dapat menyebabkan gangguan dalam rasa percaya diri, rasa kepuasan dalam hubungan intim dan berpengaruh pada kehidupan seksual keluarga. Cara ampuh untuk memperbaikinya adalah melakukan peremajaan vagina (vaginal rejuvenation) yang juga dikenal sebagai vaginoplasty.
Vaginal Rejuvenation/Vaginplasty
Vaginoplasty merupakan tindakan rekonstruksi pada vagina untuk membentuk kembali vagina yang normal. Tindakan Vaginoplasty bertujuan untuk membentuk kembali dan mengencangkan otot vagina, perineum dan dinding panggul sehingga vagina kembali ke keadaan bentuk dan fungsi “pra-kehamilan”. Vaginoplasty bahkan sangat dianjurkan pada wanita yang mengalami “penurunan” organ perut seperti kandung kemih (sistokel), saluran uretra (uretrokel), rektum (rektokel) atau usus (enterokel). Juga pada keluhan inkontinensia dimana penderita tidak dapat menahan keluarnya air seni atau feses yang keluar secara spontan. Proses perbaikan bentuk vagina sekaligus perineum dan otot dasar panggul dapat menyebabkan peningkatan gairah dan kepuasan seksual bagi wanita (dan juga laki-laki)!
Bagaimana proses vaginoplasty ?
Dr. Prima Progestian, SpOG dari RS Muhammadiyah Taman Puring dan Brawijaya Women and Children Hospital Jakarta menjelaskan tindakan vaginoplasty dapat dilakukan di Indonesia, tidak perlu pergi ke luar negeri. Vaginoplasty dilakukan dengan cara membuang jaringan yang berlebih, merapatkan jaringan penyokong dan otot dinding vagina, perineum dan dasar panggul. Tindakan ini akan membuat vagina menjadi rapat kembali. Operasi dilakukan dengan melakukan pembiusan umum, namun pada kasus yang tidak parah dapat dilakukan pembiusan lokal. Tindakan berlangsung dalam satu hingga dua jam dan prinsipnya pasien dapat pulang pada hari yang sama. Setelah tindakan pasien tidak perlu bedrest, dapat berjalan dan melakukan kegiatan ringan. Kadang pasien mengeluhkan adanya perdarahan ringan atau nyeri akibat pembengkakan pada daerah operasi. Namun biasanya akan hilang dalam waktu satu atau dua hari. Selama proses penyembuhan pasien dilarang untuk berhubungan intim, douching atau memasang tampon dalam waktu 6 minggu setelah operasi.
Untuk informasi tentang vaginoplasty dapat menghubungi RS Muhammadiyah Taman Puring (021 7208358) atau Klinik Permata Bintaro (021 7371737)