Klitoris pada wanita merupakan salah satu organ yang memiliki sensitifitas dan rangsangan seksualitas yang tinggi. Pada rangsangan yang konstan dapat menimbulkan kenikmatan yang tiada tara (orgasme klitoris).
Namun terkadang pada wanita tidak merasakan atau berkurangnya sensitifitas klitoris. Hal ini dapat disebabkan karena adanya kelebihan jaringan penutup (kulup) dari klitoris. Penyebabnya adalah karena bawaan sejak lahir, tidak terbukanya kulup klitoris, faktor kegemukan atau penuaan.
Samakah dengan sunat pada wanita?
Menurut dr Prima Progestian, SpOG yang berpraktek di RS Muhammadiyah Taman Puring dan Brawijaya Women and Children Hospital Jakarta, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembalikan sensasi dan sensitifitas klitoris adalah melakukan pembedahan perampingan kulup klitoris (clitoral hood reduction atau dikenal juga sebagai clitoral hoodectomy). Tindakan ini mirip dengan tindakan sunat pada laki-laki. Namun tindakan clitoral hoodectomy bukanlah tindakan sunat pada wanita. Badan Kesehatan Dunia (WHO) tidak menganjurkan dilakukan sunat pada wanita apalagi dengan memotong seluruh area klitoris dan labia seperti yang dilakukan di Afrika utara. Di Indonesia tindakan sunat pada bayi perempuan adalah dengan cara menusuk klitoris dengan jarum. sehingga menimbulkan nyeri dan dapat mengakibatkan perdarahan dan infeksi. Hal ini merupakan tindakan yang kurang tepat karena tujuan membuka kulup tidak dapat dipenuhi hanya dengan menusuk dengan jarum dan hanya menyakiti bayi Anda !
Pada dasarnya kulit kulup klitoris wanita berbeda dengan kulup penis pada pria. Kulup wanita tidak menutupi total klitoris. Fungsinya adalah sebagai barier pelindung dari klitoris sehingga tidak perlu dihilangkan. Namun pada 50-60 % wanita kadang terdapat kelebihan jaringan penutup klitoris tersebut. Kelebihan bukan pada kulup primer namun pada kulup sekunder yang ada pada bagian atas dan samping (lateral), bermula dari bagian apeks klitoris hingga ke labia minora. Kelebihan jaringan inilah yang akan mengganggu sensasi dan sensitifitas pada rangsangan seksual. Untuk mengatasinya perlu dilakukan perampingan kulup klitoris sehingga akan tampak lebih baik secara kosmetik dan juga meningkatkan akses rangsangan pada klitoris itu sendiri. Dalam pembedahan kosmetik organ intim, sering kali tindakan clitoral hood reduction dilakukan berbarengan dengan Labiaplasty atau Vaginoplasty untuk meningkatkan respon seksualitas wanita.
Bagaimana tindakannya ?
Clitoral hoodectomy merupakan tindakan yang dapat dilakukan dalam satu hari perawatan (one day care). Pasien dapat pulang pada hari yang sama setelah tindakan. Lama tindakan berkisar setengah hingga dua jam tergantung apakah digabungkan dengan tindakan yang lainnya. Pasien dapat melakukan aktifitas ringan setelahnya. Hubungan intim dapat dilakukan setelah 6 minggu pasca operasi.
Dimana tindakannya ?
Untuk informasi tentang vaginoplasty dapat menghubungi RS Muhammadiyah taman Puring (021 7208358).