Dalam proses pengobatan gangguan kesuburan (infertilitas) ada beberapa obat yang digunakan untuk merangsang pembentukan sel telur (ovulasi) sehingga kapan masa subur dapat diprediksi. Proses ini dinamakan induksi ovulasi
Clomiphene citrate Obat ini digunakan untuk merangsang perkembangan sel telur di indung telur. Obat diminum secara oral mulai hari haid ke 2-4. Obat Ini merupakan golongan antiestrogen yang menyebabkan kelenjar hipofisis melepaskan lebih banyak FSH dan LH yang merangsang pertumbuhan folikel pada indung telur. Klomifen sitrat juga meningkatkan fertilitas dalam wanita yang berovulasi normal, dan sering digunakan sebagai pengobatan awal untuk infertilitas yang tidak dijelaskan. Klomifen sitrt merupakan pilihan pertama dalam proses induksi ovulasi
Gonadotropin. Obat ini biasanya digunakan untuk kasus yang gagal diobati dengan klomifen sitrat atau terapi kombinasi saat menjalani proses inseminasi intrauterin (IUI) ataupun bayi tabung. Gonadotropin secara langsung merangsang kelenjar hipofisis melepaskan lebih banyak FSH dan LH. Jenisnya ada yang merupakan rekombinan FSH (murni) atau yang mengandung kombinasi FSH dan LH (hMG). Sebagai penguat klomifen sitrat umumnya dilakukan penyuntikan pada hari mens ke 6-11.
Gonadotropin korionik, atau HCG. Obat inibiasannya digunakan bukan sebagai “pembesar “ sel telur namun sebagai “pemecah” sel telur agar berovulasi pada saat sel telur yang sudah berukuran ideal untuk ovulasi (diameter folikel 18 mm atau lebih). Obat disuntikkan setelah pengobatan dengan klomifen, hMG atau FSH. Sebelum disuntikkan sebaiknya dilakukan pemeriksaan USG transvaginal pada saat hari haid ke 12 untuk melihat perkembangan sel telur.
Letrozole. Termasuk kelas obat-obatan yang dikenal sebagai inhibitor aromatase. Letrozole, juga dikenal sebagai obat untuk mengobati beberapa kanker payudara, dapat menyebabkan terjadinya ovulasi. Namun penggunaannya masih belum sesering klomifen sitrat .
Metformin. Obat ini sebetulnya bukan obat induksi secara langsung yang bekerja meningkatkan hormon yang memproduksi sel telur di kelenjar hipofisis otak. Namun umumnya digunakan ketika terjadi proses gangguan ovulasi karena kelainan metabolisme insulin ke dalam sel telur (meningkatnya resistensi insulin), biasanya terjadi pada wanita dengan diagnosa sindroma ovarium polikistik (PCOS). Metformin menormalkan kadar insulin dan membuat ovulasi lebih mungkin terjadi. Jadi bekerja secara tidak langsung memperbaiki ovulasi.