Kapan pilih lahir normal, kapan pilih operasi sesar ?


Sebagian besar wanita hamil mengharapkan dapat melahirkan bayinya secara normal. Di Italia setiap ibu hamil dan bersalin diberikan pilihan jenis persalinan, ternyata ada 4 % memilih persalinan secara sesar terencana (seksio sesarea elektif).

Pada umumnya 90 % kehamilan akan berakhir pada persalinan normal, namun pada sebagian kecil akan menjalani operasi sesar karena komplikasi yang berasal dari faktor ibu atau faktor janin.

Ada beberapa kondisi yang memungkinkan ibu hamil dapat lahir melalui jalan lahir (pervaginam) yang secara medis dikenal juga sebagai indikasi persalinan spontan /persalinan normal, yaitu

  • Panggul ibu normal
  • Presentasi janin:kepala, (Bokong /Sungsang) dengan persalinan secara spontan/bantuan, (Melintang pada janin kedua hamil kembar) dengan bantuan
  • Plasenta normal
  • Tali pusat normal
  • Tidak ada kelainan jalan lahir: tumor (mioma, kista indung telur), infeksi
  • Riwayat sesar 1x
  • Tidak ada penyakit berat/spesifik pada ibu : jantung, asma berat, , minus tinggi, HIV, hepatitis

Kapan lahir sesar?

Ada beberapa kondisi yang mengharuskan dilakukannya operasi sesar (terindikasi seksio sesarea), yaitu:

Faktor ibu

  • Panggul sempit,
  • Kemacetan persalinan (distosia),
  • Usia > 40 th dengan komplikasi seperti darah tinggi, diabetes,
  • Ibu dengan komplikasi berat (jantung,eklampsia)
  • Adanya hambatan dijalan lahir (kista dan miom besar),
  • Riwayat sesar 2 kali atau lebih,
  • Ketuban pecah lama

Faktor janin-plasenta

  • Bayi besar > 4 kg,
  • Kelainan Letak janin (Letak Lintang, Sungsang),
  • Gawat janin,
  • Kelainan janin (hidrosefalus yang ingin diselamatkan),
  • Plasenta previa (ari2 menutupi jalan lahir),
  • Plasenta lepas (solusio placentae),
  • Prolaps tali pusat (tali pusat menumbung/lahir dahulu),
  • Janin kembar dengan janin terbawah bukan letak kepala.

Walaupun persalinan secara normal merupakan pilihan, perlu juga diketahui bahwa dalam persalinan normal juga memiliki risiko terjadinya komplikasi, misalnya:

  • Kerusakan pada dasar panggul
  • Tidak mampu menahan buang air kecil (Inkontinsia urin)
  • Tidak mampu menahan buang air  besar (Inkontinensia fekal)
  • Gangguan fungsi seksual (nyeri perineum,vagina lebih kendor/lebar)
  • Prolaps organ (turunnya kandungan,kandung kencing, usus)
  • Kerusakan saraf pudendus (didaerah kemaluan)
  • Trauma otot sfinkter anus dan dasar panggul

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *