Risiko kehamilan pada usia remaja


Kehamilan pada usia yang cukup (berada pada kurun reproduki sehat) sangat dianjurkan. Usia ibu yang hamil merupakan salah satu faktor risiko terjadinya komplikasi kehamilan dan persalinan. Ada wanita yang sudah terlalu tua untuk hamil tetapi malah memutuskan untuk mempunyai anak lagi. Selain itu, di Indonesia muncul kecenderungan meningkatnya hamil di usia yang sangat muda, dibawah usia 19 tahun (9,3% di tahun 2002 lalu meningkat di 5 tahun berikutnya menjadi 11,6%. (SDKI, 2012).

Faktor penyebab kehamilan usia remaja

Ada beberapa faktor yang menyebabkannya anatra lain: faktor “kecelakaan” atau kehamilan yang tidak diinginkan, faktor ekonomi (kemiskinan), pendidikan wanita rendah atau pun faktor orang tua yang kolot (menikahkan anak di usia yang sangat dini). Dari segi medis, pernikahan pada usia remaja sangatlah berisiko.

Risikonya hamil usia dini:

  • Meningkatnya angka abortus

Angka kejadian abortus atau pengguguran kandungan secara sengaja meningkat pada kehamilan usia dini. Hal ini tidak saja “melukai” hak hidup janin yang dikandung namun juga bisa sebabkan kesakitan bahkan kematian ibunya.

  • Kurangnya perawatan kehamilan

Kehamilan usia dini/masa remaja tentunya berisiko kurangnya perhatian dan perawatan selama kehamilan karena kurangnya pengetahuan tentang kehamilan. Terlebih, jika kehamilan mereka tidak mendapatkan dukungan dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini bisa sebabkan kurangnya nutrisi yang akhirnya berakibat pada defisiensi zat gizi seperti kurang zat besi (anemia), kalsium, zink dll

  • Tekanan darah tinggi

Wanita yang hamil pada masa remaja atau usia yang sangat muda, lebih berisiko mempunyai tekanan darah tinggi dibanding wanita yang hamil pada usia di atas 20-an. Risiko yang lebih berat mungkin akan terjadi, yakni preeklampsia dan eklampsia.

  • Kelahiran prematur

Bayi yang lahir sebelum usia 38 minggu disebut prematur. Pada beberapa kasus, kondisi tubuh ibu maupun janin menyebabkan janin dilahirkan kurang bulan. Kehamilan pada usia yang terlalu muda meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi. Kelahiran prematur mempunyai risiko gangguan pernafasan, penglihatan, kognitif, infeksi dan banyak masalah lainnya. Selain itu rongga dan tulang panggul yang belum sempurna bisa sebabkan masalah dalam persalinan.

  • Bayi kekurangan berat badan

Risiko bayi lahir dengan berat badan yang kurang bisa disebabkan oleh kelahiran prematur. Hal ini disebabkan karena kekurangan waktu untuk tumbuh optimal dalam rahim. Untuk beberapa kasus, bayi membutuhkan perawatan khusus di unit perawatan neonatal (NICU) di rumah sakit setelah kelahiran.

  • Depresi

Depresi bisa terjadi saat dan pasca melahirkan lebih sering terjadi pada wanita yang terlalu muda untuk usia hamil. Terlebih lagi jika wanita itu tidak menginginkan kehamilannya.

  • Merasa sendiri dan terisolasi

Remaja yang hamil karena seks bebas mungkin akan merasa sangat stres, depresi dan terisolasi. Mereka akan bingung untuk mengatakannya kepada orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Dengan rasa depresi yang begitu menyiksa, hal ini sangat berisiko pada tumbuh kembang janin yang ada di dalam kandungan.

  • Penyakit menular seksual (PMS)

PMS bisa menjadi risiko bagi wanita dengan pergaulan bebas. Bagi wanita yang hamil muda dikarenakan oleh seks bebas, mungkin mempunyai risiko lebih besar. PMS bisa mengakibatkan risiko juga terhadap kesehatan rahim dan janin.

Oleh sebab itu, pelajari dan cara pengetahuan tentang pernikahan dan kehamilan. Menikah dan mempunyai anak pada usia yang tepat akan menurunkan risiko komplikasi dan kesehatan pada ibu dan anak.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *