Penyebab Infertiltas /Kemandulan pada Pria


Infertilitas atau dikenal sebagai ketidaksuburan (sering kali secara awam disebut kemandulan) tidak hanya disebabkan oleh faktor wanita. Faktor kelainan pada pria juga berperan sebesar 30-40 %. Bahkan adanya kelainan ada kedua belah pihak sering dijumpai (30%).

Pasangan dikatakan mengalami infertilitas apabila dalam 1 tahun menikah, melakukan hubungan intim secara teratur 2-3 kali per minggu, tidak menggunakan alat kontrasepsi ternyata belum hamil juga.

Produksi sperma yang baik merupakan hasil akhir dari berfungsinya berbagai organ tubuh yang saling berkaitan seperti orkestrasi. Salah satu tidak berfungsi dengan baik akan mempengaruhi kerja organ yang lai. Seperti otak yang memproduksi hormon, testis sebagai pabrik sperma sekaligus mengeluarkan hormon dan enzin serta saluran pengeluaran sperma termasuk organ reproduksi dibagian luar (penis).

Penyebab masalah infertilitas pada pria dapat dikelompokkan dalam 3 penyebab, adanya gangguan pada sistem hormonal (disebut sebagai “pre tetikuler), gangguan pada testis (testikuler) dan pada salurannya dikenal sebagian (post testikuler).

Pre testikular.

  1. Gangguan hormon gonadotrofin di kelenjar hipotalamus (Hypothalamic disease-Isolated gonadotrophin deficiency )(Kallman’s Syndrome).
  2. Kekurangan hormon LH (Isolated LH Deficiency (“fertile eunuch”).
  3. Kekurangan hormon FSH (Isolated FSH deficiency).
  4. Sindroma hormon hipogonadotrofik bawaan (Cogenital hypogonadotrophic syndromes).
  5. Kekurangan hormon kelenjar hipofisis (Pituitary disease – pituitary insufficiency (tumour, proses infiltratif, operasi, radiasi),
  6. Kelebihan hormon prolaktin (hyperprolactinemia).
  7. Haemochromatosis.
  8. Kelebihan hormon dari organ lain misal dari tiroid atau anak ginjal /adrenal (estrogen-androgen excess,Glucocarticoid excess, hyper and hypothyroidism.

Testikuler

  1. Kelainan  kromosom (Klinifelter’s syndrome, XX disorder , sex reversal syndrome, XXY syndrome)
  2. Kelainan pematangan sperma (Sperm maturation defects).
  3. Nooon’s syndrome (male turner’s syndrome)
  4. Myotonic dystrophy
  5. Testis tidak terbentuk (Bilateral anorchia) (vanishing testes syndrome) dan testis yang kecil (cryptorchidism).
  6. Kelainan sel sertoli di testis (Sertoli cell only syndrome (germinal cell aplasia)
  7. Gonadotoxins (obat-obatan, radiasi)
  8. Radang pada testis (Orchitis (bilateral).
  9. Testis yang mengalami Trauma, terpuntir/torsi (bilateral)
  10. Penyakit sistemik (gagal ginjal, penyakit hati, sickle cell disease).
  11. Gangguan pembentukan dan kerja hormon androgen (Defective androgen synthesis or action)
  12. Varises pada pembuluh darah testis (Varikokel)
  13. Tumor/Neoplasma testis

Post testikuler

  1. Kelainan transportasi sperma (saluran sperma) dan gerakan /motilitas sperma.
  2. Kelainan kogenital
  3. Kelainan didapat
  4. Kelainan fungsi.
  5. Kelainan immunologis.
  6. Infeksi
  7. Disfungsi ereksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *