Kok belum hamil juga ya? Apa sih yang harus diperiksa ?


Seorang wanita tampak cemas, sudah menikah 3 tahun namun belum juga mendapatkan momongan. Selama ini ia tetap sabar dan tabah menanti kehamilan yang tak kunjung datang. Namun ada pula yang baru menikah 6 bulan tidak sabar ingin cepat-cepat memperoleh keturunan apalagi kedua orang tua sudah setiap hari menanyakan hamil atau tidak…

Apabila sudah melakukan hubungan intim secara teratur dua hingga tiga kali dalam seminggu, tanpa menggunakan alat kontrsepsi, tapi belum hamil juga? Jika kondisi ini Anda alami lebih dari setahun maka sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter. Boleh jadi Anda mengalami infertilitas atau ketidaksuburan

Pemeriksaan dapat dimulai dengan pergi ke dokter kandungan. Sebaiknya berdua dengan pasangan Anda, karena infertilitas bisa disebabkan karena adanya masalah pada istri, suami atau keduanya. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab infertilitas dan mencoba mengatasinya

Apa saja yang akan diperiksa?

Dokter kandungan akan memeriksa kedua pasangan terutama wanita karena sesuai dengan bidang keahliannya. Pertama akan dilakukan pendataan awal dimana akan ditanyakan : riwayat pasien, meliputi riwayat kesehatan, perkawinan, hubungan intim, kehamilan (bila pernah), siklus haid, dan sebagainya. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik umum (tekanan darah, berat badan, tinggi badan) dan pemeriksaan fisik ginekologis (kandungan) yang juga dikenal sebagai pemeriksaan dalam. Dokter akan menilai organ genitalia eksterna (bagian luar) seperti vulva, vagina dan mulut rahim, dan pada saat bersamaan akan dilakukan perabaan pada organ genitalia interna (bagian dalam) menilai kondisi rahim, indung telur dan mencari adanya tumor kandungan.

Juga akan dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk melihat anatomi rahim, indung telur, saluran telur dan adanya massa (tumor) kandungan seperti kista, mioma, polip dan sebagainya. Pemeriksaan USG idealnya dilakukan menggunakan alat yang dimasukkan ke dalam vagina (transvaginal) atau jika tidak ada dapat menggunakan USG transabdominal (melalui dinding perut yang membutuhkan kondisi kandung kemih penuh guna memudahkan pemeriksaan).

Selanjutnya dokter akan meminta Anda untuk  melakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu:  pemeriksaan darah rutin dan urin. Apabila dibutuhkan akan dilakukan pemeriksaan hormon reproduksi. Pemeriksaan darah dilakukan sebanyak dua kali pemeriksaan, yaitu hormon FSH, LH, Estradiol, dan Prolaktin pada hari ke 2-3 siklus haid. Kemudian pada hari ke-21 siklus haid akan diperiksa hormon progesteron. Pemeriksaan hormonal cukup penting untuk medapatkan kondisi kemampuan reproduksi seperti pola dasar hormonal dan cadangan telur (ovarian reserve) serta adanya ovulasi.

Jika dianggap perlu dokter akan menambahkan pemeriksaan hormon testosteron, dan hormon tiroid, serta pemeriksaan terhadap infeksi TORCH (toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simpleks), Klamidia. Apabila ada riwayat keguguran berulang maka akan dilakukan pemeriksaan terhadap kelainan Sindroma Antifosfolipid (APS) dengan memeriksa Antibodi Anticardiolipin (ACA) dan Lupus Antikoagulan. Jika ada kecurigaan adanya kelainan Sindroma ovarium polikistik (PCOs) maka akan ditambahkan pemeriksaan hormon insulin puasa.

Untuk menilai keadaan rongga rahim dan saluran telur (tuba falopii) dokter akan meminta pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG) di bagian Radiologi. Umumnya dilakukan pada hari ke 9-11 siklus haid. Dianjurkan tidak senggama paling sedikit 2 hari sebelum tindakan.  HSG dilakukan dengan cara menyuntikan larutan radioopak melalui mulut rahim ke dalam rahim dan saluran telur. HSG tidak boleh dilakukan pada pasien infeksi kandungan. Selain HSG, tindakan sejenis bisa juga dilakukan metoda Histerosonografi (tindakannya dikenal juga sebagai SIS) dengan menggunakan cairan fisiologis /Saline yang dicampur dengan antibiotika dan anti radang pada hari ke 9-10 siklus haid. Tindakan ini juga ingin melihat kondisi rahim dan rongganya serta saluran telur. Tindakan ini mirip dengan Hidrotubasi (atau dikenal awam sebagai “peniupan”) namun dipantau langsung menggunakan USG.

Pemeriksaan pada suami

Umumnya dokter kandungan akan memberikan pengantar bagi suami untuk melakukan pemeriksaan Analisis sperma. Pemeriksaan dilakukan setelah menghindari hubungan intim selama 3-4 hari. Agar hasilnya akurat dilakukan dengan cara masturbasi dan ditampung pada pot khusus. Hanya jika dijumpai kesulitan dalam masturbasi maka pengambilan dilakukan melalui hubungan intim. Jarak pengambilan sampel dengan pemeriksaan tidak lebih dari 1 jam sehingga sebaiknya dilakukan pada atau dekat dengan laboratorium pemeriksaan.

Apabila ditemukan adanya kelainan pada sperma, maka dapat dilakukan Pemeriksaan Imunoandrologis dan konsultasi suami dengan dokter spesialis andrologi dan bedah urologi  untuk dilakukan pemeriksaan lebih dalam seperti: Pemeriksaan fisik urologis/andrologi, pemeriksaan USG testis dan prostat. Bahkan pada kondisi tidak ditemukan sel sperma dalam air mani dan gagal dilakukan terapi dapat dilakukan pemeriksaan biopsi testis.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *