Mengatasi kista ovarium dan kista endometriosis dengan Laparoskopi di Brawijaya Women & Children Hospital


Pengertian kista adalah adanya pembesaran organ tertentu yang berisi cairan. Dalam istilah medis pembesaran dikenal juga sebagai tumor. Kista ovarium (indung telur) adalah pembesaran dari  indung telur yang berisi cairan. Isi dari kista bisa cairan jernih atau berisi stuktur yang lebih kental, bertekstur  dan kompleks. Istilah kista digunakan untuk membedakan tumor yang padat. Kista simpleks berisi cairan dan lebih bersifat jinak sedangkan kista yang lebih kompleks dengan adanya massa padat lebih cenderung bermasalah. Pemeriksaan USG dapat membedakan kedua jenis kista tersebut.

Adanya kista pada indung telur tidak selamanya bermakna buruk. Setiap bulan setiap wanita yang masih menstruasi memproduksi sel telur yang berkembang dalam kantung telur (folikel) yang  berisi cairan disebut juga folikel dominan. Diameter folikel yang matang tersebut  bisa mencapai 2 cm. Kista yang demikian adalah kista yang normal/fisiologis. Terkadang dalam siklus haid tidak terjadi ovulasi. Folikel ini terus akan berkembang hingga sebesar jeruk. Walaupun pada akhirnya kistanya dapat pecah dengan sendirinya. Setelah ovulasi folikel yang pecah berubah menjadi korpus luteum yang dapat juga membentuk kista (kista luteum).  Pada saat seorang wanita diperiksa kandungannya dan didapati adanya kista maka umumnya ia akan menjadi khawatir. Banyak pertanyaan yang berkembang, apakah bisa menjadi kanker ? apakah harus dioperasi ?

Kista yang tidak bermasalah (kista fungsional) ditegakkan apabila pada pemeriksaan USG didapatkan (1) kista sederhana tanpa struktur internal.(2) hanya pada satu sisi (3) diameter kurang dari 3-5 cm (4) terjadi pada seorang wanita berovulasi atau pada wanita kehamilan awal (5) tidak ada adanya nodul/benjolan atau cairan di panggul (6) tidak ada keluhan nyeri. Apabila ditemukan terjadi demikian maka dapat dilakukan pemeriksaan ulang pada 1 bulan kemudian. Lebih baik dilakukan saat haid. Kista fungsional biasanya akan hilang dengan sendirinya

Apabila ditemukan kista dengan bagian padat maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara hati-hati dengan pemeriksaan USG untuk melihat adanya peningakatan arus darah dalam tumor. Bisa pula dilakukan pemeriksaan penapisan adanya keganasan dengan pemeriksaan penanda tumor (tumor marker) Ca 125. Selain itu kista yang muncul pada wanita menopause harus dianggap berbahaya sebelum dibuktikan tidak. Biasanya dilakukan tindakan pembedahan.

Apabila kista telah berukuran 5 cm atau lebih dan ada kecurigaan adanya keganasan maka tindakan operasi sangat dianjurkan untuk memastikan adanya bahaya.

Endometriosis
Salah satu jenis kista indung telur yang tersering adalah kista endometriosis. Endometriosis adalah suatu kondisi di mana jaringan mirip selaput lendir rahim (endometrium) tumbuh diluar rahim. Biasanya jaringan ini menempel pada panggul (implan). Karena berisi jaringan mirip endometrium maka struktur ini mengikuti pola siklus menstruasi. Ketika terjadi menstruasi jaringan endometriosis akan juga mengeluarkan darah. Pada implan yang ada pada rongga panggul akan menimbuklan rasa nyeri dan dapat memicu terjadinya perlengketan organ kandungan, usus dan sekitarnya. Implan yang ada pada indung telur lama kelamaan akan menimbulkan bendungan darah yang akhirnya membentuk kista (tumor berisi cairan kecoklatan) sehingga kista endometriosis acapkali disebut juga sebagai kista coklat.

Pengobatan endometriosis biasanya dengan menekan hormon dari siklus haid. Penekanan dapat diberikan pengobatan secara oral dengan pil KB misalanya atau dengan menggunakan preparat suntik KB yang tiga bulanan. Penekanan hormon menyebabkan haid berhenti. Endometrium menjadi tidak berkembang. Demikian pula yang terjadi pada implan endometriosis. Terjadi atrofi atau pengecilan ukuran kista yang terjadi. Selain itu juga dikenal pengobatan dengan suntikan Gonadotropin Releasing Hormone agonist (GnRH agonist).

Dalam banyak kasus, evaluasi bedah dapat dilakukan dengan Laparoskopi. Laparoskopi prosedur pembedahan yang dilakukan secara minimal invasive, menggunakan kamera melalui teleskop yang dimasukkan melalui lubang kecil yang dibuat pada dinding perut. Tindakan ini beda dengan pembedahan konvensional yang dilakukan sayatan pada dinding perut. Keuntungan tindakana laparoskopi adalah tindakan dengan teknik yang halus, handling minimal dan proses penyembuhan yang lebih cepat.

Dr Prima Progestian, SpOG dari Brawijaya Women and Children Hospital di Jakarta mengemukakan bahwa di Indonesia tindakan operasi Laparoksopi pada bidang ginekologi sudah cukup maju. Tindakan pengangkatan kista endometriosis dapat dilakukan dengan mudah, bahkan saat ini dapat dilakukan pengangkatan rahim (histerektomi) dengan laparoskopi.

Pada kista endometriosis jika pengobatan baik secara oral ataupun suntik tidak berhasil dengan baik maka tindakan bedah merupakan jalan terakhir. Namun perlu diingat bahwa setelah pembedahan potensi untuk terjadinya kekambuhan sebesar 20%.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *