Banyak orang mulai mengkawatirkan kesehatan reproduksinya ketika mereka kesulitan untuk hamil. Inseminasi Intrauterin (IIU), juga dikenal sebagai inseminasi buatan, merupakan salah satu kemajuan dunia kedokteran dalam bidang ketidaksuburan (infertilitas).
Proses inseminasi biasanya merupakan pilihan yang baik untuk membantu proses pembuahan. Umumnya inseminasi dilakukan apabila terjadi masalah pada sperma misalnya kelaina pada gerakan dan bentuk sperma,. IIU dapat dilakukan pada infetilitas yang tidak terjelaskan sebabnya, endometriosis ringan, gangguan ovulasi, gangguan faktor serviks (adanya antibodi antisperma).
Inseminasi dapat dilakukan pada wanita yang paling sedikit satu saluran telur terbuka, usia sebaiknya tidak lebih dari 40 tahun dan tidak ada gangguan anatomis berat pada rahim.
Bagaimana proses inseminasi ?
Proses inseminasi adalah serangkaian tindakan dalam mempersiapkan sel telur dan sperma yang telah diproses sebelumnya untuk dimasukkan ke dalam rahim melalui mulut rahim. Proses dilakukan setelah tidak ditemukan masalah berat pada wanita dan dimulai pada awal menstruasi (pada hari ke 2-3). Dokter akan memberikan obat melalui oral atau suntikan untuk memproduksi beberapa sel telur (superovulasi). Normalnya setiap bulan hanya ada satu sel telur yang berkembang dan siap dibuahi. Perkembangan sel telur akan dipantau melalui pemeriksaan USG transvaginal. Ketika mendekati waktu ovulasi yang ditandai dengan diameter kantung telur (folikel) mencapai 16-18 mm maka dokter akan memberikan obat untuk membantu mematangkan sel telur dan “memecahkan” folikel dengan suntikan hCG (human chorionic Gonadotropin).
Bersamaan dengan proses pematangan sel telur dilakukan persiapan sperma. Sperma diambil dengan masturbasi lalu dilakukan proses yang dinamakan “pencucian sperma/sperm washing”. Tujuannya adalah memisahkan sperma dari sel mani dan memilih sperma yang baik dan gerakan gesit. Proses pencucian sperma dilakukan dalam 1-2 jam. Sperma yang telah dicuci dimasukkan ke dalam rahim melalui kateter khusus pada saat terjadinya ovulasi (kurang lebih 36-40 jam setelah penyuntikan hCG). Pengecekan ovulasi dapat pula dibantu dengan menggunakan alat tes ovulasi. Gunakan mulai dilakukan penyuntikan. Tes dilakukan pada sore/malam hari. Apabila didapatkan hasil positif biasanya ovulasi akan terjadi dalam 18-24 jam kemudian.
Efektifitas Inseminasi
Inseminasi Intraurin adalah tindakan yang cukup efektif untuk mengatasi infertilitas dan merupakan prosedur yang tidak terlalu rumit. IIU memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi bila dilakukan pada kasus yang tepat untuk kandidat yang tepat. Umumnya tindakan inseminasi dilakukan dalam 3-4 siklus berurutan. Apabila tidak berhasil maka angka keberhasilan pada inseminasi selanjutnya menurun. Secara umum keberhasilan IIU mencapai 20-40% tergantung dari kasus yang dihadapi.
Tindakan inseminasi intrauterin dapat dilakukan pada rumah sakit yang secara khusus mampu mengelola kasus infertilitas dengan baik yang didukung tenaga ahli dan fasilitas yang memadai. Menurut dr Prima Progestian, SpOG dari Brawijaya Women and Children Hospital dan RS Muhammadiyah Taman Puring di Jakarta, proses inseminasi cukup efektif untuk membantu pasangan yang telah berusaha untuk hamil dan masih belum berhasil.