Variasi Anatomi dan Bentuk Selaput Dara


Selaput dara atau dikenal juga sebagai himen secara historis dianggap sebagai penanda keperawanan wanita.  Hymen diambil dari nama dewa perkawinan pada jaman Yunani kuno. Pada beberapa wilayah dan budaya keperawanan masih dianggap sebagai nilai penting yang melambangkan kesucian wanita. Robeknya kesuciannya dapat berakibat pengucilan hingga kematian seorang wanita. Pada suku terpencil di Australia adalah merupakan budaya untuk merobek selaput dara seorang calon pengantin 1 minggu sebelum pernikahannya oleh wanita yang dituakan. Bila ditemukan himen telah robek maka wanita tersebut menjadi bahan gunjingan, hukuman bahkan kematian.

Menurut medis robeknya selaput dara disamping karena adanya trauma/luka akibat hubungan seksual pertama kali, dapat pula disebabkan karena masturbasi atau pemasangan tampon vagina untuk menampung darah haid, adanya regangan yang berlebihan saat berolah raga, senam, jatuh terkena gagang di sepeda, saat pacuan kuda atau dapat robek tanpa sebab apapun.

Gambar anatomi selaput dara

Selaput dara merupakan lapisan tipis seperti selaput lendir yang mengelilingi atau menutupi liang vagina bagian luar. Selaput dara merupakan bagian dari alat kelamin luar (vulva). Hingga saat ini fungsi medik selaput dara tidak diketahui secara pasti, kemungkinan saat bayi berfungsi melindunginya dari kotoran dan bakteri yang mungkin masuk. Letak selaput dara sangat dekat dengan muara vagina dan dilindungi /ditutupi oleh labia minora dari luar.

Pada bayi yang baru lahir, saat masih di bawah pengaruh hormon ibu, selaput dara berbentuk tebal, berwarna merah muda pucat, menonjol dan berlipat. Sering kali belum terbentuk lubang pada selaput tersebut. Selama dua hingga empat tahun kehidupan, bayi mulai menghasilkan hormon estrogen merangsang terbukanya saluran himen yang cenderung berbentuk bulat cincin (anular). Diameter pembukaan himen kira-kira 1 mm untuk setiap tahun bertambahnya usia . Pembukaan saluran ini berbeda pada setiap wanita tergantung pengaruh hormon tubuhnya. Fungsi lubang pada selaput dara adalah untuk mengalirkan darah haid. Pada saat seorang gadis mencapai usia sekolah, pengaruh hormonal ini telah berhenti dan selaput dara menjadi tipis, halus, lembut, elastis, hampir tembus pandang dan sangat sensitif terhadap sentuhan. Lubang selaput dara pada wanita bervariasi besarnya, biasanya hanya dapat dilewati oleh jari kelingking dengan tanpa merusaknya. Pada wanita yang telah melahirkan pervaginam himen akan rusak dan hanya tingga sisanya saja. (karunkula mitriformis)

Jadi selaput dara janganlah dibayangkan seperti dinding yang menutupi total lubang vagina. Melainkan seperti selaput tipis dengan lubang pada dindingnya.

Ketika selaput dara robek untuk pertama kali dapat ditandai dengan keluarnya sedikit darah dan nyeri. Terkadang bisa mengeluarkan banyak darah kalau robekannya melebar. Keluarnya darah dan nyeri merupakan hal yang normal dan akan segera hilang. Namun tidak selalu trauma pada selaput dara menimbulan perdarahan. Pada selaput dara yang elastis sering tidak terjadi perdarahan. Sehingga kesucian seseorang wanita seharusnya tidak semata-mata ditandai dengan keluarnya darah atau tidak pada saat berhubungan intim pertama kali.

Dapatkan terjadi kehamilan tanpa robekan selaput dara?

Perlu diingat juga bahwa kehamilan dapat terjadi tanpa robekan selaput dara atau tanpa adanya penetrasi. Pada masa subur, wanita mengeluarkan banyak lendir yang encer agar sperma bisa bergerak masuk ke dalam rahim dengan mudah. Sehingga walaupun masih terlapis celana sperma masih bisa menembusnya. Atau ketika terjadi kontak langsung antar penis dengan bibir vagina/vulva sperma masih dapat bergerak masuk.

Variasi bentuk selaput dara

  • Selaput dara tipe anular merupakan bentuk yang selaput dara yang sempurna. Disebut tipe anular karena bentuknya bulat penuh seperti cincin dan bentuk yang paling sering ditemukan.
  • Himen tipe septum karena adanya selaput yang membentuk septum atau jembatan pada muara vagina karena pembuatan lubang yang tidak sempurna.
  • Himen tipe bulan sabit. Berbentuk cincin yang tidak sempurna bulatannya.
  • Tipe selaput dara yang jarang ditemukan dimana berbentuk bibir vulva. Terjadi gangguan saat pembentukan lubang.
  • Selaput dara dengan tipe Fimbia ditandai dengan pola tidak teratur (ireguler) pada dindingnya.
  • Himen tipe dentikuler karena berpola seperti gigi disekeliling lubang himen.
  • Himen tipe subseptus. Merupakan tipe himen yang jarang ditemukan. Bentuknya seperti septum namun tidak penuh (mirip bentuknya dengan anak tekak)

Kelainan selaput dara yang membutuhkan operasi perbaikan

  • Disebut sebagai himen kribiformis yang ditandai dengan banyaknya lubang kecil seperti saringan. Sering ditemukan kesulitan dalam berhubungan seksual dan membutuhkan pembedahan untuk koreksi.
  • Pada beberapa gadis hanya ditemukan lubang yang sangat kecil (seperti pentul jarum). Dapat menimbulkan kesulitan dalam hubungan seksual bahkan membutuhkan pembedahan untuk melebarkan lubangnya.
  • Himen yang tidak memiliki lubang atau himen imperforata. Biasanya ditemukan pada bayi baru lahir. Apabila lubang tidak terbentuk hingga dewasa maka akan terjadi gangguan dalam mentruasi. Ditemukan pada 1 dalam 2000 wanita. Pada wanita tersebut harus dilakukan tindakan operasi untuk membuat saluran himen.

Anatomi selaput dara dengan riwayat trauma (hubungan intim, penggunaan tampon, masturbasi) sebelumnya

  • Bentuk selaput dara pada wanita yang robek saat melakukan hubungan seksual pertama kali. Tampak robekan pada bagian belakang arah jam 4,5,7,8.
  • Himen wanita yang melakukan masturbasi hingga ke dalam vagina (interna) atau pada wanita pengguna tampon. Terjadi perubahan bentuk himen dan kadang ditemukan robekan.
  • Bentuk himen yang nyaris hilang pada wanita yang telah melahirkan anak pervaginam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *